Sabtu, 11 Mei 2013

Fanfic (Arashi) Kimi wa~ Chapter 4

Title: Kimi wa~ Chapter 4 "Arigatou sensei" 
Author: Lavistara
Genre: Friendship, sedikit Romance dan Medical.
Type: straight
Status: series
Rating: BO
Casts: Sakurai Sho as Himself, Toda Erika as Sakurai Aki, Aiba Masaki as Himself, Matsumoto Jun as Himself, Ninomiya Kazunari as Himself, Ohno Satoshi as Himself, Mizukawa Asami as Herself, Koike Eiko as Saitou Yukie.
Guest : Suzuki Fuku as Kitahara Yoshi. 
Bahasa: Indonesia/campuran

Akhirnya tiba bagi Yoshi-kun untuk menjalankan operasi bypass pada jantungnya. Hari ini juga hari yang penting bagi Sho. Sejak pagi, Sho sudah sangat khawatir akan operasi hari ini. Sebelumnya, Sho tidak pernah mengoprasi seorang pasien anak-anak. Ini adalah untuk pertama kalinya Sho mengoprasi seorang anak-anak. Operasi akan di mulai pada siang hari pukul 1. Sho sudah datang ke rumah sakit sejak pagi jam 8. Dia hanya bisa memandangi hasil X-ray dan CT scan serta medical record Yoshi-kun. Saat sedang melihat-lihat buku medis, dengan tiba-tiba seseorang datang.

"yoo, ohayou Shokun" orang itu menyapa Sho.
"Ohnokun? lho, kamu shift? bukannya libur?" ternyata orang tersebut Ohno.
"kan hari ini aku yang akan jadi asisten mu di operasi hari ini." Ohno sambil jalan mendekati meja nya lalu melepas jaketnya.
"ehh?? emang iya ya?" Sho kembali melihat kertas susunan dokter yang akan ikut dalam operasi hari ini.
"ohh iya ya.. dan susternya mizukawa-san? ooo.. aku baru memperhatikannya.." Sho baru menyadari hal tersebut.
"shokun kamu bagaimana.. (-_-")" Ohno kehabisan kata-kata.
Dan tiba-tiba.. seorang suster lari ke arah ruang dokter tempat Sho dan Ohno.
"sensei tahen desu!. Yoshi-kun ga.." sang suster terlihat panik.
"doushita?" tanya Sho agak panik.
"sepertinya terjadi pendarahan pada aorta Yoshi-kun." sang suster dengan panik.
"baiklah. biar ku cek sekarang" Sho dan Ohno lalu berlari bersama suster tersebut ke kamar Yoshi-kun. Saat baru saja sampai ke pintu kamar, mereka melihat Saitou-sensei yang sedang sibuk menyuntikkan obat.
"Sakurai-kun, sepertinya tidak akan mungkin kalau operasinya di tunggu sampai nanti siang. kita akan melakukannya sekarang. Sakurai, Ohno , cepat persiapkan dirimu." Saitou-sensei menyuruh agar Sho dan Ohno bersiap.
"wakarimashita" Sho dan Ohno berlari untuk ganti. Sementara itu, suster operasi, mizukawa telah menyiapkan peralatan di ruang operasi. Yoshi-kun langsung di bawa ke ruang operasi. Ayah nya hanya bisa menunggu di luar ruang operasi. Tak beberapa lama, Sho dan Ohno melintasi ruang tuggu di depan ruang operasi. Ayah Yoshi-kun segera berdiri.
"saya mohon, selamatkan anak saya." sang Ayah lalu membungkukkan badannya.
"kami akan coba berikan apa yang terbaik dari kami" Sho lalu tersenyum dan bergegas masuk ke ruang opearasi.
Operasi di mulai..

===========================

Sho : "kita akan memulai operasi Yoshi-kun. yoroshiku onegaishimasu".
Semua yang berada pada ruang operasi : "yoroshiku onegaishimasu"
Sho : "pisau bedah"
Ohno : "pinset dan gauze"
Sho : "pisau bedah elektrik"

Sho memulai operasinya.

Sho : "kita akan buka dada nya. pembuka jantung"

Saat Sho membuka..

Ohno : "jantungya hampir terendam semua dengan darah. aku bahkan hampir tidak dapat melihat jantungnya"
Sho : "suction. ini cukup parah. saat jantungnya berdetak, darah akan terus menerus keluar dari aorta nya." (Sho lalu menggunakan suction untuk menghilangkan darah yang menggenangi jantung.)
Mizukawa : "sakurai sensei, tekanan darahnya menurun!". (monitor mulai berbunyi)
Ohno : "bagaimana ini Sho?"
Sho : "tak ada jalan lain, kita harus melakukan operasi bental* terlebih dahulu baru bisa berlanjut ke operasi bypass.."
Ohno : "baiklah, aku percaya pada rencanamu."
Sho : "baiklah. sekarang kita akan melakukan operasi bental. clamp"
Mizukawa : "baiklah."
Sho : "aorta clamp. siapkan aorta buatan 3mm."
Tak lama, jantungnya diberhentikan dengan memasukkan obat pemberhenti jantung sementara.
-niiiiiittt..- monitor jantung sudah menunjukkan tanda garis yang lurus.
Sho : "jantungnya sudah berhenti. siapkan aorta buatannya."
Ohno : "suhu badanya akan di stabilkan"
Sho : "baiklah. jahitan 3-0."
Ohno : "suction dan pinset"

Sekitar 4jam, mereka sampai pada tahap terakhir untuk operasi.

Sho : "yosh, operasi bental dan operasi bypass, sudah selesai. kita akan mendetakkan jantungnya lagi. alat pompa jantung, pomp on."

Ohno melepas clamp dari aorta nya.

Sho : "back up"

Semuanya sekejenak berhenti dari semua kegiatannya. Mereka lumayan tegang menunggu jantung Yoshi-kun kembali berdetak. Dan...
-niit..niit..niit- monitor kembali menujukkan tanda jantung yang berdetak.

Mizukawa : "sensei, jantungnya kembali normal. suhu nya pun sudah kembali normal."
Sho : "operasi, sukses. terima kasih atas kerjasamanya."
Ohno : "haa~ yokatta." Ohno lega.

Pada akhirnya, operasi hari itu selesai. Sho dan Ohno telah dapat bernafas lega setelah melewati lebih dari 4jam operasi. Sho dan Ohno segera menemui Ayah Yoshi-kun.

Sho : "ahh~ otousan, operasi Yoshi-kun sudah sukses. Yoshi-kun akan kembali sadar besok. dan Yoshi-kun dapat kembali bermain sepak bola lagi."
Ayah Yoshi : "sensei arigatou gozaimasu " Ayah Yoshi lalu terharu karna senang.

Akhirnya Sho dan Ohno telah bebas dari ketegangan operasi yang hari itu berlangsung lebih dari 4jam.

Ohno : "Shokun, kamu terlihat capek sekali ya.."
Sho : "maa nee.. daijoubu dayo. (^^)"
Ohno : "otsukare.. (^^)"
Sho : "kamu juga membantuku kan? otsukare.. (^_^)"

Chapter 4 -END-

Akhirnya aku bisa menyelesaikannya juga. di tengah kesibukan tugas sekolah yang seabreg.. akhirnya selesai. yang udah mau baca, arigatou gozaimasu. ^^

Jumat, 10 Mei 2013

Fanfic (Arashi) Kimi wa~ Chapter 3

Title: Kimi wa~ Chapter 3 "After the night shift, Operation schedule" 
Author: Lavistara
Genre: Friendship, sedikit Romance dan Medical.
Type: straight
Status: series
Rating: BO
Casts: Sakurai Sho as Himself, Toda Erika as Sakurai Aki, Aiba Masaki as Himself, Matsumoto Jun as Himself, Ninomiya Kazunari as Himself, Ohno Satoshi as Himself, Mizukawa Asami as Herself.  Guest : Suzuki Fuku as Kitahara Yoshi. 
Bahasa: Indonesia/campuran

Setelah semalaman mendapat tugas yang cukup berat, pada akhirnya tinggal 3 jam lagi waktu shift mereka selesai. Sho, Nino dan Aiba sudah tertidur lelap duduk di kursinya masing-masing dengan kepala berada di meja. Ohno yang kasihan melihat mereka bertiga sudah ketiduran karna capek, Ohno menyelimutinya satu per satu. Matsujun yang tadi sedang keluar pun kembali ke ruang shift dengan membawa 2 cangkir kopi.
"nih, buat Ohno-kun" Matsujun menyodorkan kopi nya pada Ohno.
"ohh~ arigatou, taruh di mejaku dulu saja." Ohno lalu menyelimuti dengan 3 selimut kepada satu per satu.
"kamu layaknya seorang leader dari antara kami ya, Ohno-kun (^^)" Matsujun sambil meminum kopinya terlihat sangat bangga pada Ohno.
"yaa, berhubung aku yang paling tua di sini" Ohno lalu duduk di kursinya lalu mengambil kopi yang tadi di berikan Matsujun.
"kasihan ya, yang lainnya sudah pada capek. apalagi si Nino." Matsujun merasa kasihan kepada temannya yang sudah berada pada limitnya masing-masing.
"Sho juga tadi kasihan. kurasa sebetulnya dia tidak mau mengambil tindakan nekat kayak tadi. cuman, itu terpaksa karna dia mau banget pasien tersebut sembuh. pas tadi kecipratan darah, dia menengok ke arahku. mukanya sudah mulai pucat karna takut dengan apa yang sedang dia lakukan. tapi, menurutku dia cukup berani telah mengambil keputusan dengan memperhitungkannya  matang-matang" Ohno berbicara dengan suara agak berbisik dengan Matsujun yang duduk di sebelahnya persis.
"maa nee, tadi Aiba juga ketakutan saat memegang tulang rusuknya lalu menjahit sisa luka yang disebabkan tulangnya yang patah. dia juga lumayan berjuang di part tersebut." Matsujun juga bangga pada Aiba.
"Nino sudah mencapai limit nya. omong kosong kalau sebetulnya sejak sehabis pagi dia sudah ambil 4jam shift dia tidak capek, dapet 11jam shift lagi." Kata Ohno sambil meminum kopinya.

3 jam telah berhasil mereka lewati. Akhirnya mereka dapat pulang ke rumah masing-masing kecuali Sho dan Aiba yang masih memiliki jadwal dengan pasien lain sampai jam 12siang nanti.
"jam berapa sekarang?" Nino yang baru bangun dari tidurnya menanyakan pada Ohno yang sudah berganti baju dan bersiap siap pulang.
"jam 7 kurang 15 menit. sudah selesai shift kok. boleh pulang. sudah sana istirahat yang benar. Matsujun sudah pulang duluan. hari ini kamu off jaga malam kan?" Ohno sambil mengancing kemeja nya dan membereskan berkasnya.
"hoeamm~ [Nino menguap]. ini hari apa?" Nino bertanya balik.
"selasa" jawab Ohno.
"aku jaga malam itu senin, rabu, kamis, dan sabtu. jumat hanya praktek pagi." Nino bersiap pulang.
"ohh, berarti besok kamu off kalo gitu." respon Ohno.
"unn~ kalo gitu aku pulang ya.. jaa" Nino mengangkat tas nya dan mengambil kunci mobilya.
"lho, ga ganti baju?" Ohno bertanya lagi.
"nanti saja sampai rumah. jaa Ohno" Nino lalu pergi.
Sho dan Aiba masih tertidur. Dan tiba tiba..
-gubraakk- file-file yang berada dekat Sho terjatuh karna tangan Sho sendiri yang tak sengaja menyenggolnya.
"itai~ (>.<)" Sho terbangun karna tangan kanannya yang tadi terkena file sakit.
"Shokun daijoubu?" Ohno membantu mengambil file-file yang jatuh.
"daijoubu. akhh~ leherku sakit~" Sho mengeluh lehernya sakit.
"itu karna posisi tidurmu kurang bagus. di tambah lagi cape yang tadi malam." Kata Ohno sambil merapihkan file tersebut ke meja Sho. Sho mulai bangkit berdiri.
"hora, lihat mukamu sudah lusuh seperti itu. lihat juga matamu yang sudah seperti.. mata panda (XD)" Ohno lalu tertawa. Saat Sho melihat ke cermin di dekat pintu keluar dan masuk,
"uwaa~ kantong mataku sudah segini parah. tapi gak usah pake panda nya juga sih (-_-;)" Sho lalu meninggalkan kaca cermin lalu mengambil medical record* Yoshi-kun dan kembali duduk.
"Shokun, aku pulang duluan ya. hari ini jaga malem lagi kan kamu?" Ohno bertanya.
"iya. aku hanya kamis dan jumat yang libur shift malam." Jawab Sho.
"ohh, ya sudah. nanti bertemu lagi dengan ku kalau gitu bersama Aiba. Matsujun jadwalnya persis dengan Nino, hari ini libur shift pagi dan malam. besok shift malam, tapi ada shift pagi nya 2 jam." Ohno menjelaskan.
"ya sudah sana pulang. kamu istirahat dulu." Sho menyuruh Ohno untuk pulang.
"okk, aku pulang dulu ya. salam sama Aiba yang masih tidur tuh.." Ohno lalu pergi.
"jaa." Sho melambaikan tangannya.
Sho lalu membaca medical record Yoshi-kun. Tak beberapa lama, ia pergi mengambil kopi di luar ruangan sebanyak 2 cangkir. Beberapa menit kemudian Sho kembali lagi, Aiba masih tertidur.
"anak ini tidurnya lelap sekali ya. apa sakit?" Sho membatin dalam hatinya. Lalu, Sho mencoba membangunkan Aiba pelan-pelan.
"nee, Aibakun, mau sarapan?" Sho menepuk bahu kanan Aiba dengan pelan dan melihat muka Aiba sambil menundukkan badannya. Aiba membuka matanya perlahan.
"hmm~" Aiba menjawab hanya dengan "hmm". Aiba lambat sekali beranjak dari kursinya sendiri untuk berdiri.
"daijoubu, Aibakun? mukamu sedikit pucat lho." Sho yang melihat wajah Aiba yang sudah agak pucat pun mulai khawatir.
"daijoubu.. yo... cuman sakit kepala biasa kok." Aiba kembali menidurkan kepalanya di meja.
"ku belikan sarapan dari kantin ya. siapa tau jadi lebih bersemangat. tunggu saja di sini dulu ya.. (^^b)" Sho lalu pergi. Aiba kembali tidur.

Sekitar 20menit kemudian.
"Aibakun aku sudah bawa makanannya.. (^0^)" Sho menaruh makanannya di atas mejanya lalu mengambil makanan milik Aiba dan memberikannya.
"ohh~ arigatou (^^)" Aiba mulai duduk.
"nasi kare. katanya sih ini enak makanya ku coba. dan kamu suka kare kan? makanya ku coba juga.. (^^) jaa, itadakimasu~" Sho yang sudah lapar pada akhirnya langsung memakan makanan tersebut.
"itadakimasu~" Aiba juga mencoba makanannya.
"aa, umai~" Aiba mulai bersemangat lagi. Mukanya pun mulai cerah kembali.
"haha~ enak kan? tension up.. (^0^ /)" Sho bersemangat juga.

Setelah makan, mereka berdua mulai mengerjakan tugasnya masing-masing yaitu shift pagi. Sho akan menjelaskan prosedur operasi pada Yoshi-kun hari ini. Dia datang ke ruang periksa. Yoshi-kun dan ayahnya sudah di panggil ke ruangan tersebut.
"Yoshi-kun, sensei sebelumnya bilang mau mengobati penyakitmu kan?" Sho memastikan Yoshi-kun ingat hal tersebut.
"haik.."Yoshi-kun mengangguk.
"nahh, sekarang sensei mau bilang. pengobatannya itu adalah operasi. nanti kalau sudah selesai operasi, saat sudah di bolehkan pulang, Yoshi-kun akan dapat bermain bola lagi" Sho menjelaskannya dengan pelan dan senyuman pada Yoshi-kun.
"sensei, operasi nya sakit atau tidak?" Tanya Yoshi-kun khawatir.
"tidak. operasinya tidak akan sakit. kamu akan ditidurkan dan operasinya tidak akan sakit." jelas Sho lalu tersenyum.
"baiklah kalau begitu. aku percaya dengan sensei.. (^^)" Yoshi-kun tersenyum lega.
"kalau begitu, Kitahara-san, bagaimana?" Sho bertanya pada ayah Yoshi-kun.
"hai. selama anak ini mau semangat untuk sembuh, saya menyetujuinya. sensei, yoroshiku onegaishimasu" Ayah Yoshi-kun menyetujui operasi nya.
"hai wakarimashita. saya yang akan menjadi dokter operasinya. saya akan lakukan yang terbaik. waktu operasinya akan saya bincangkan dulu dengan Saitou-sensei. nanti kalau sudah, saya akan mengabarinya lagi." kata Sho.
Pembicaraan mereka untuk saat itu sudah selesai.

Disisi yang lain, ada Aiba yang sedang sibuk dengan pasien anak-anak yang sedang bermain di ruang bermain.Banyak sekali anak-anak yang sedang bermain bersama Aiba.
"yoshh~ tadi siapa yang sudah menggambar, coba bawa hasilnya pada sensei. (^0^ /)." Aiba berseru.
"sensei, ini gambarku" kata salah satu anak laki-laki sambil memberikan gambarnya.
"kira-kira ini gambar apa? (^^)" Aiba bertanya pada anak itu.
"danau yang banyak bunganya. aku mau ke sana saat punya pacar nanti" si anak tersebut berseru.
"ehh? hmm~ ternyata kamu lebih romantis daripada ku yaa.. (^^;)" Aiba tersenyum.
"yosh, ini gambar siapa?" Aiba berseru sambil mengangkat gambarnya.
"gambarku gambarku..!" seorang anak perempuan mengangkat tangannya.
"ohh~ gambarmu. bisa di jelaskan?" Aiba bertanya pada anak tersebut.
"kalau sudah sembuh nanti, aku mau pergi ke gunung fuji!" anak tersebut berseru.
"ide yang sangat bagus (^^b)" Aiba tersenyum.
"nahh, gambarnya di tempel di sini yaa. nanti sensei pajang.. yaa? oh, iya, sertakan alasan kalian juga ya serta nama kalian di gambarnya. (^^)" Aiba lalu mengambil sebuah papan besar.
"baik, sensei~!" semua anak-anak berseru.
Aiba lalu menempel papan tersebut di tembok depan pintu masuk ruang bermain anak-anak. Kebetulan, Sho sedang lewat di depan ruangan terebut dan melihat Aiba.
"hoo, Aiba sensei. sedang sibuk sepertinya." Sho mendekat ke Aiba.
"ohh, Shokun. ini hasil gambar anak-anak. aku mau memajangnya di sini." Aiba menjelaskan.
"eehh, gitu toh." Sho tersenyum.
"aku duluan ya Aiba. mau kasih laporannya dulu sama Saitou-sensei lalu minta tanda tangan pasien dan selesai. kamu kapan selesai?" Sho bertanya.
"mungkin habis kunjungan ke kamar anak-anak baru aku bisa selesai. kenapa?" Aiba menjawab dan bertanya balik.
"ohh ya udah. biar waktu pulangnya samaan aja,.. hehe. aku duluan ya mau ketemu Saitou-sensei mau kasih laporannya." Sho lalu pamit dari hadapan Aiba dan pergi menemui Saitou-sensei.

"sumimasen, ini laporan dan medical record Yoshi-kun." Sho lalu memberikan laporannya.
"ahh, Sho-kun otsukare~ gimana? kamu bisa ngoprasi nya?" tanya Saitou-sensei.
"b..bisa. saya ingin membicarakan tentang waktu operasi nya." jelas Sho.
"kalau gitu, lusa bagaimana? bisa?" Saitou-sensei memberikan pilihan pada Sho.
"apa itu tidak berkesan mendadak?" Sho memastikan kalau Saitou-sensei tidak salah ngomong.
"engga kok. masalahnya kalau kita tunggu lama lagi, kita tidak tau apa yang akan terjadi dengan Yoshi-kun." Saitou-sensei menjelaskan.
"baiklah. saya akan minta persetujuan dengan pihak keluarga." kata Sho.
"ohh baiklah. " Saitou-sensei setuju.
Sho lalu pergi lagi ke kamar Yoshi-kun dan meminta keluarganya untuk menandatangani kertas persetujuan tersebut. Sho lalu menjelaskan waktu operasinya. Lalu Sho mendekati Yoshi-kun.
"kamu siap kan operasi lusa nanti?" Sho bertanya.
"hmm~ aku selalu siap kok. kan sensei yang akan mengoprasiku, jadi aku tenang" Yoshi-kun menjawab dan tersenyum. Sho lalu mengulurkan tangan kanannya lalu membuat janji jari kelingking kepada Yoshi-kun. Yoshi-kun tersenyum. Dan pada akhirnya Sho selesai shift pagi bersama Aiba lalu pulang ke rumah dan akan kembali lagi ke rumah sakit sore nanti. Saat pulang..

================================================

"tadaima~" Sho membuka pintu rumah lalu membuka sepatunya dan mengganti sendal.
"okaeri Shonii.. hachii" Aki bersin. Wajahnya agak sedikit merah.
"lho? kenapa Achan?" Sho lalu mendekati Aki.
"hmm? engga kok gak apa-apa.." Aki berusaha tidak membuat Sho khawatir. Sho lalu memegang dahi Aki.
"badan Achan agak panas. flu, ya? mou, udah istirahat dulu sana!" Sho yang khawatir langsung menyuruh Aki untuk tidur.
"daijoubu da yo.. " Aki lalu duduk di sofa ruang tengah.
Dan tak di sangka..
-tingtong..tingtong- bel rumah berbunyi. Sho yang sedang menyiapkan minuman hangat untuk Aki pun kaget.
"lha? siapa yang dateng?" Sho bingung.
"aku bukakan pintunya ya Shonii" Aki mau beranjak dari sofa tempat ia duduk.
"engga engga engga... biar Shonii saja" Sho melarang Aki. Saat pintu di buka,

"Aiba-kun?" Sho kaget.
"yo~ (^^ /)" Aiba menyapa Sho.
"masuk masuk" Sho menyuruh Aiba masuk.
"ahh~ maaf ya tiba-tiba saja aku datang" Aiba lalu masuk dan melepas sepatunya.
"Achan sebentar ya ku ambil plester demamnya. Achan tidur di sofa situ saja. sekalian sama bantal dan selimut." Sho lalu berjalan cepat ke atas lalu mengambil selimut dan bantal Aki. Aiba yang sedang berjalan menuju ruang tengah pun melihat Aki.
"lho, Akichan kenapa? sakit ya?" Aiba mendekati Aki yang sedang tiduran.
"aku hanya kena flu sedikit saja kok. Shonii yang terlalu panik.. (>.<)" Aki menjelaskan bahwa dirinya tidak apa-apa. Aiba lalu memegang dahi Aki.
"hmm, memang panas ya.. istirahat yang cukup ya Akichan. jangan terlalu kerja keras." Aiba lalu duduk di sofa yang satunya lagi.
"tuhh kan, Aiba juga ngomong gitu. nih bantalnya. ku pakaikan plesternya. pakai selimutnya dan ini minuman hangatnya habis itu tidur!!" Sho lalu memberikan minuman hangatnya dan duduk di sofa yang lain.
"hah, kalian para dokter memang teralu khawatir ya (=-=;)" Aki lalu duduk dan minum minuman hangat tersebut.
"Aiba, ada apa ke sini?" tanya Sho.
"ku dengar, anak yang waktu itu, Yoshi kamu yang akan ambil tindak operasinya?" Aiba bertanya balik.
"maa, Saitou-sensei yang sudah bilang. rencana nya sih operasinya lusa." jawab Sho.
"ohh gitu.." Aiba merespon.
"Shonii, nanti Shonii akan jaga malam lagi kan? sama Aibanii?" Aki bertanya.
"maa nee.. (^^)" Sho menjawab.
"nanti jam 5 berangkat dari sini lagi kalau gitu ya.. (^^b)" Aiba juga ikutan.

Pada akhirnya Aiba dan Sho untuk ke2 kalinya akan jaga malam ditambah dengan Ohno.

Chapter 3 -END-


Hwaahh~ akhirnya selesai juga..
Gimana? kira-kira gimana lanjutannya yaa~~?

*medical record : bukti rekam medis seorang pasien.


Senin, 06 Mei 2013

Fanfic (Arashi) Kimi wa~ Chapter 2

Title: Kimi wa~ Chapter 2 "Night Shift"
Author: Lavistara
Genre: Friendship, sedikit Romance dan Medical.
Type: straight
Status: series
Rating: BO
Casts: Sakurai Sho as Himself, Toda Erika as Sakurai Aki, Aiba Masaki as Himself, Matsumoto Jun as Himself, Ninomiya Kazunari as Himself, Ohno Satoshi as Himself, Mizukawa Asami as Herself.  Guest : Inamori Izumi as Herself and Suzuki Fuku as Kitahara Yoshi 
Bahasa: Indonesia/campuran

Setelah perjalanan dari rumah Sho, sampailah mereka satu per satu di rumah sakit. Mereka berlima turun dari mobil serentak dan berjalan ke arah ruang ganti. Mereka langsung mengganti kaos mereka dengan baju khusus dokter rumah sakit yang menjaga di UGD. Ohno menggunakan baju khusus rumah sakit itu. Baju tersebut berwarna biru tua dan celana yang juga biru tua. Dan biasanya para dokter mengenakan jaket dokter yang panjang dan berlengan panjang juga. Ohno lalu mengenakan jas dokternya lalu menggantungkan stethoscope nya pada lehernya dan mengalungkan hp khusus rumah sakit dilehernya lalu memasukkan hpnya pada saku jas dokter bagian atas. Ohno juga mengenakan jam pada tangan kirinya. Sho yang melihat Ohno sudah selesai ganti pun tersenyum.

"gaya seperti biasa ya? (^^)" Sho tersenyum.
"maa, aku selalu seperti ini karna menurutku kalau ada yang langsung ambil tindak operasi, ini gak pake ribet. langsung pake baju operasi, selesai." jawab Ohno sambil menggantungkan ID card nya di saku bajunya dan menaruh pulpen serta senter kecil pada saku nya juga.

Lain dengan Ohno yang menggantungkan stethoscope nya di lehernya, Aiba malah memasukkan stethoscope nya ke saku jas nya yang dibawah. Ia terkenal dikalangan para pasien anak-anak dengan julukan "Aiba-sensei si dokter kantong doraemon" karna di saku jas nya, barang macam apapun ada dalam saku tersebut. Seperti stethoscope, senter kecil, buku kecil, dan saputangan pada saku kanannya. Karna Aiba adalah dokter yang biasanya berurusan dengan anak kecil, dia juga membawa permen, serta boneka kecil pada saku kiri nya. Sementara pada saku atasnya, terdapat pulpen dan hp yang juga di gantungkan di lehernya beserta ID card nya yang terjepit.
Disisi lain, Nino dan Sho simple dengan penampilan seperti Ohno. Sementara Matsujun menaruhkan kacamatanya pada saku jas atasnya bersama dengan pulpen, senter kecil dan ID card.
Semuanya sudah siap untuk jaga malam. Sho dan Nino pergi mengunjungi ke kamar pasien,Yoshi-kun dengan membawa hasil X-ray dan CT scan. Sementara itu, Aiba menunggu Nino di ruang UGD bersama Ohno karna dirinya ingin mengunjungi kamar pasien Inamori-san.

-tok,tok.- "sumimasen" Nino membuka pintu geser kamar Yoshi-kun.
"ohh~, sensei yang tadi pagi. terima kasih telah menyelamatkan anak saya" Ayah Yoshi-kun berterima kasih pada Nino yang masih berada di tengah pintu yang terbuka sambil berdiri dan membungkukkan tubuhnya.
"iie iie, Saitou-sensei lah yang mengambil tindakan" Nino berbalik membungkukkan tubuhnya.
"nee, kinpatsu sensei?" dengan tiba-tiba, Yoshi-kun dengan kepala tertunduk yang sedang dalam posisi menyandar di atas tempat tidur memanggil Nino dengan sebutan *kinpatsu* karna rambut Nino yang agak pirang.
"k...ki...kinpatsu sensei?" Sho bingung bercampur kaget.
"kinpatsu? aku?" Nino juga bingung lalu menunjuk dirinya sendiri.
"ya. kapan aku masih bisa hidup kan?" Yoshi-kun dengan muka agak sedih bertanya pada Nino.
"Yoo-kun, berhenti berbicara hal seperti itu!" Ayahnya dengan wajah yang agak marah membentak Yoshi-kun.
Nino lalu mendekat ke tempat tidur Yoshi-kun lalu membungkukkan badannya lalu mengarahkan wajahnya ke wajah Yoshi-kun.
"kamu masih bisa sembuh kok. (^^)" Nino lalu tersenyum. Sho yang masih berada di tengah pintu yang terbuka pun menundukkan kepalanya dengan wajah sedih.
"ehh? hontou??" Yoshi-kun terlihat senang.
"unn~, sekarang sensei akan mengenalkan sensei yang dapat menyembuhkan penyakit mu itu. Sho, sini. " Nino lalu memanggil Sho.
"ohh, sensei konbanwa." Ayahnya menyapa lebih dulu.
"konbanwa, sensei.. (^^)" Yoshi-kun terlihat senang menyapa Sho.
"konbanwa Yoshi-kun. ku dengar kau suka bola ya?" Sapa Sho sambil melihat bola sepak bola pada meja yang ada di samping Yoshi-kun dan kembali tersenyum.
"ehh? sensei juga suka sepak bola?" Yoshi-kun terlihat tertarik lalu mengambil bola nya dari meja tersebut.
"sensei yang satu ini waktu SD pernah jadi kipper selama 3 tahun lho~ " Nino mempromosikan Sho.
"uwa~ sensei sugoi~. (*.*)" Yoshi-kun terkagum.
"maa maa, aku hanya suka bermain sepak bola. aku juga suka menonton pertandingan nya. seperti yang akan bertanding 2 minggu lagi, Manchaster United Vs Chelsea itu lho. aku menunggunya.. " Sho juga ternyata suka dengan pertandingan bola.
"sensei juga suka nonton toh~, tim favorite nya siapa?" Yoshi-kun semakin semangat.
"aku MU (^0^ /)" Nino menjawab dan mengangkat tangannya.
"aku juga sama seperti Nino-sensei, aku MU" Sho juga menjawab.
"kita bertiga sama. aku juga MU" Yoshi-kun sangat senang. Melihat Yoshi-kun senang, ayahnya pun ikut tersenyum senang.
"mereka benar-benar sangat berjuang ya untuk dapat bertanding dan menang beberapa kali di pertandingan sebelum-sebelumnya." Nino memuji pemain sepak bola.
"maa, kalau dilihat situasinya seperti sekarang, sama dengan Yoshi-kun. kamu juga harus berjuang bertarung melawan penyakit ini bersamaku. bagaimana? besok siang kita bicarakan tentang pengobatan pada penyakitmu. ya?" Sho memberikan semangat kepada Yoshi-kun.
"unn~ aku akan berjuang (^^b)" Yoshi-kun dengan gembira mengacungkan jempolnya.
"yoshh.. siapa yang semangat put your hands up.. yeah yeah yeah" Nino memberikan semangat ala Sho, sementara Sho bersama Ayah Yoshi-kun berbicara pelan di luar kamar.
"Kitahara-san, besok kita akan lakukan persetujuan tentang... {omongan Sho terputus}"
"saya sudah dengar dari Saitou-sensei saat selesai penanganan Yoo-kun. katanya ada dokter yang akan mengoperasi Yoo-kun. jadi, saya mohon kerjasama dari dokter" Kitahara-san lalu membungkukkan badanya sambil berhormat pada Sho.
"saya akan berikan yang terbaik." Sho serius.

Di sisi lain, akhirnya Sho dan Nino selesai. Nino lalu langsung menemui Aiba lagi dan pergi ke ruangan Inamori-san.
-Sumimasen-
Aiba mengetuk pintu geser Inamori-san. "hai, douzo~" Inamori-san menjawab dari dalam.
"Ahh, doumo Inamori-san." sapa Aiba sambil menutup pintu geser dan masuk ke kamar.
"oohh~ Aiba-sensei, arigatou sudah membatu saya. " Inamori-san berterimakasih.
"iie iie.. saya hanya berikan pertolongan pertama saja" Aiba membungkukkan badannya.
"doumo, Ninomiya Kazunari desu" Nino lalu memperkenalkan dirinya.
"ohh, anda Ninomiya-sensei ya?" Inamori-san tersenyum.
"iya. ini Ninomiya-sensei yang akan memeriksa sekali lagi paru-paru anda." Aiba menjelaskan.
"sekarang kita cek lagi di ruang pemeriksaan ya, Inamori-san. saya panggil salah satu perawat dahulu." Nino lalu memanggil salah satu perawat dengan menelponnya. Akhirnya Inamori-san melakukan cek sekali lagi.

sekitar 20menit hasil cek pun keluar.
"ano, sensei, bagaimana?" Inamori-san penasaran.
"hmm, sepertinya sudah tidak terlalu parah berkat antibiotik dari infusan yang diberikan tadi pagi. sepertinya anda besok sudah boleh pulang. saya beri antibiotik tablet, di minum 3kali sehari sesudah makan mulai besok saat usai pulang dari rumah sakit ya.. (^^)" Nino menjelaskan lalu menulis resep obat.
"arigatou gozaimasu, Ninomiya-sensei dan Aiba-sensei." Inamori-san terlihat lega dan senang.
Inamori-san pun pada akhirnya kembali ke kamar pasien dan besok pagi sudah boleh pulang.

Saat sedang berjalan kembali ke ruang UGD, Aiba dan Nino...
-drrrrt~drrrtt- Hp Aiba bergetar.
"moshi moshi?" Aiba mengangkat telponnya dan berhenti jalan sejenak bersama Nino.
"KALIAN BEDUA CEPETAN KE SINI! ada sesuatu yang gawat" Matsujun panik.
"kita kesana sekarang!!" Aiba mulai lari lalu menutup telponnya.
"ada apa??" Nino yang merespon Aiba ikut berlari pun bingung.
"ada yang gawat katanya" Aiba menjelaskan sambil berlari. Mereka berlari kencang sampai ke UGD.

=======================================================

Saat sampai.
"ada apa??" Aiba langsung membuka tirai pembatas pintu masuk belakang dan langsung mengambil sarung tangan karet.
"jelaskan situasinya!" Aiba dan Nino lalu berjalan cepat ke tempat pasien berada bersama salah satu perawat, Mizukawa Asami-san.
"ada kecelakaan di depan tempat karaoke dekat rumah sakit ini. korban 2 orang." Jelas Mizukawa-san.
"Aiba bantu aku!" Matsujun dari balik tirai berteriak.
"iya!" Aiba langsung membuka tirai tersebut.
"Nino! bantu juga aku!" Sho berteriak dari tirai sebrang.
"yoshh!" Nino membuka tirai tersebut.
"Sho suction*!" Ohno fokus pada pasien tersebut.
"keadaannya?" Nino bertanya pada salah satu perawat yang sedang membantu Sho dan Ohno.
"perempuan sekitar 24 tahun mengalami pendarahan. perempuan ini yang menjadi korban yang di tabrak. masih dalam keadaan sedikit sadar. sudah diberikan obat bius lokal pada tubuhnya dan diberikan 100% oksigen." perawat tersebut menjawab.
Dari sisi Aiba dan Matsujun. -
"laki-laki 27 tahun. tingkat kesadaran agak menurun. bagian dekat tulang rusuk terbentur stir mobil dengan kencang." perawat yang satunya menjelaskan.
"Aiba. sepertinya ini butuh operasi secepatnya." kata Matsujun.
"bagian dekat rusuk, sepertinya bengkak dan lebam. mungkinkah?..." Aiba sudah menebak.
"ya, tulang rusuknya patah!" Matsujun langsung memanggil perawat yang lain untuk membawa orang tersebut ke ruang operasi.
"Matsujun, kamu yang akan mengoprasinya?" Sho melihat pasien yang ditangani Matsujun di dorong ke ruang operasi pun memastikan Matsujun sanggup melakukannya.
"ya, Aiba yang akan membantuku." Matsujun lalu berlari bersama Aiba untuk bersiap-siap operasi.
Dan tanpa di sangka ternyata pasien Sho.
"ini...??!!" Sho kaget saat mendengar detak jantung pasien menggunakan stethoscope.
"ada apa Sho?" Ohno dan Nino bingung.
"Nino tolong Echo*!" Sho lalu mengganti sarung tangannya yang sudah penuh darah karna mengobati luka di kaki perempuan tersebut yang cukup parah.
"Ohno, kamu jahit dulu luka di kakinya." Ohno yang sedang memberikan alkohol pada luka tanggannya pada akhirnya meminta perawat untuk mengambil benang jahit.
"benang 3-0" Ohno meminta kepada perawat tersebut.
"ini Echo nya" Nino bersama satu orang perawat menggeser alat echo ke tempat Sho. Saat di cek..
"dugaanku benar.. " Sho melihat monitor dari echo tersebut.
"Sho, itu kan..." Nino yang melihat dari sebelah Sho kaget.
"Cardiac tamponade*.. " Sho meneruskan kalimat Nino.
"Sho-kun berarti emergency surgery!" Ohno yang sedang menjahit luka ikut berhenti.
"telat, kita harus keluarkan darahnya sekarang. Nino bantu Ohno menjahit luka. aku yang akan menanganinya. suster! saya minta jarum 14gauge. " Sho lalu mambuka baju pasien tersebut.
"kamu mau melakukannya di sini!!!??" Nino panik.
"serahkan padaku" Sho dengan wajah serius meyakinkan Nino.
"Nino, fokus denganku. ada bekas serpihan pasir di dalam luka ini. bantu aku. percayalah dengan Sho" Ohno menyuruh Nino agar fokus.
"ini jarumnya sensei" perawat tersebut memberikan jarumnya pada Sho.
Sho lalu mencari area dimana tepat untuk menusukkan jarumnya.
"atta!." Sho lalu membuka tutup jarum tersebut.
-gyuut- jarum tersebut di tuskkan ke bagian dada sebelah kiri pasien. Darah langsung berkumpul di jarum yang ada penutupnya tersebut.
"darahnya sudah terkumpul." Sho lalu menegakkan jarum tersebut dan melepaskan penutup jarum tersebut.
-craaaasssss- darah yang berada di dalam penampung pada jarum mengenai jas dan wajah Sho. 
"oyy~ Sho kun daijoubu??" Ohno yang melihat Sho yang terciprat oleh darah pun kaget dan khawatir.
"daijoubu, daijoubu" Sho merima saputangan dari salah satu perawat dan mengelap darah yang ada pada wajahnya.
"yak, darahnya  sudah tidak ada yang tersisa lagi di prikardium* nya. hufh, sekarang kita bisa bawa ke ruang operasi untuk tindak lanjutnya." Sho terlihat lelah.
"yosh, jahitan di kakinya sudah selesai. " Nino menaruh gunting jahitnya.
"di sebelah sini juga. ku bantu kamu untuk operasi lanjutnnya." Ohno lalu melepaskan sarung tangannya dan menaruh gunting jahit. Ohno dan Sho bersama 2 orang perawat dan Mizukawa-san membawa pasien tersebut ke ruang operasi.

Setelah 3 jam berlalu, Aiba dan Matsujun telah selesai dengan operasinya. Sementara Ohno dan Sho sudah keluar sejak 1 jam setelah masuk ruang operasi.
"akhh parah~ hari ini begitu melelahkan" Matsujun yang baru selesai operasi duduk di tempat duduk depan ruang operasi bersama Aiba.
"iya ya, aku juga yang semestinya pulang jadi kejerumus di sini juga (-_-)" Aiba ikut duduk di sebelah Matsujun. Nino mendatangi Matsujun dan Aiba.
"Jkun, gimana?" Nino dari jauh sambil berjalan ke arah Matsujun pun bertanya.
"patah tulang rusuk. untung saja cepat di tangani. kalau tidak tadi bisa-bisa kerja double karna kena ke paru-parunya. 3 jam operasi tadi sudah cukup ternyata" Aiba menjelaskan.
"di situ tadi gimana?" Matsujun bertanya pada Nino.
"sebentar lagi Sho datang dan pasti kamu tau dia bagaimana." Nino lalu duduk di sebelah Aiba.
2 Menit kemudian.
"ohh minna~" Ohno menyapa dari kejauhan. Dibelakangnya ada Sho.
"osshh~" Aiba melambaikan tangannya.
Saat mendekat..
"itu jasmu kenapa???" Aiba dan Matsujun kaget melihat jas Sho yang masih ada bekas darah yang tadi.
"ohh, ini. pasien yang tadi, cardiac tamponade. aku belum sempat ganti jas." Sho menjelaskan.
"lihat keringetannya sampe kaya gitu Ohchan sama Shochan. Shochan melakukan hal yang cukup extreme lhoo.." Nino lalu berdiri.
"sudah bekerja keras ya semua, otsukare" Ohno lalu tersenyum.
"otsukare~" semuanya berseru bersama lalu melakukan toss bersama.

 Chapter 2 -END-

*
Suction : alat penghisap darah yang biasanya di pakai untuk bedah.
Echo : alat yang biasa di pakai untuk mengetahui keadaan jantung. bisa mendeteksi juga aliran-aliran darah yang mengalir di jantung.
Cardiac tamponade : Tamponade jantung adalah tekanan pada otot jantung yang terjadi ketika ruang perikardial mengisi dengan cairan lebih cepat dari kantong pericardial dapat meregang. Jika jumlah cairan meningkat perlahan (seperti hipotiroidisme) kantong pericardial dapat memperluas mengandung liter atau lebih cairan sebelum tamponade terjadi. Jika cairan terjadi dengan cepat (seperti yang mungkin terjadi setelah trauma atau ruptur miokard) sesedikit 100 ml dapat menyebabkan tamponade. Tamponade jantung disebabkan oleh efusi perikardial besar atau tidak terkendali, yaitu penumpukan cairan di dalam perikardium.
{Sumber : Wikipedia} 

Yaaa... yatta. akhirnya selesai lebih cepat dari yang ku kira. Kali ini, mereka ber5 bagi tugas untuk menangani pasien.. hehe~ seru juga ya.. 
aku akan secepatnya bikin Chapter 3 nya deh~ 
oh iya, seperti biasa kalau ada kritik atau saran + minta tambahan atau ada yang kurang atau ada yang salah atau bagaimana lah itu, silakan komen *dengan bahasa sopan dan gak ngajak berantem yang pastinya ya* dan sejujurnya, aku dapet ini dari nonton dorama "saijou no meii".(^^)
-Arigatou- 


 

Kamis, 02 Mei 2013

Fanfic (Arashi) - Kimi wa~ Chapter 1

Title: Kimi wa~ Chapter 1 "dinner with everyone" 
Author: Lavistara
Genre: Friendship, sedikit Romance dan Medical.
Type: straight
Status: series
Rating: BO
Casts: Sakurai Sho as Himself, Toda Erika as Sakurai Aki, Aiba Masaki as Himself, Matsumoto Jun as Himself, Ninomiya Kazunari as Himself, Ohno Satoshi as Himself, Mizukawa Asami as Herself Inamori Izumi as Herself and Suzuki Fuku as Kitahara Yoshi.
Bahasa: Indonesia/campuran

Sore itu, Sho bersama Aki adiknya sedang berbelanja untuk makan malam yang cukup akan di sajikan untuk ibu dan ayahnya. Mereka berdua pergi ke supermarket yang berada dekat dari rumahnya.

"Nee, Shonii mau makan apa nanti?" Tanya Aki yang penasaran dengan apa yang kakaknya inginkan untuk makan malam hari itu.
"Mauku sih, kare? atau ramen? pokonya terserah deh" Sho yang bingung mau menjawab apa menolehkan kepalanya ke arah yang berlawanan dari adiknya sambil berjalan.
"hmm~kalau terserah, ya sudah kalau gitu kare juga boleh.. (^^)" Aki tersenyum.
"jaa, Shonii ikut masak ya.. (^^)" Sho menawarkan bantuan pada Aki.
"haha~ iranai (-_-)" Aki menolak.
"lho, kenapa?" Sho bertanya penasaran.

[Flashback] Sebetulnya 3hari yang lalu saat masak di dapur..
"AChan, ini gimana ikannya? di potong dulu ya?" Sho bertanya dengan suara agak kencang kepada Aki yang berada agak jauh dari dia. Aki sedang merebus miso soup.
"belah saja ikannya" Aki berseru. 

"belahnya gimana? vertikal? horizontal?" Sho bingung.
"dikira mau buat garis di matematika apa ya? udah pokoknya di potong jadi 2 aja" Aki mulai kesal dengan pertanyaan kakanya yang mulai aneh-aneh. 
"Shonii sebetulnya pernah masak gak sih? kan waktu itu pernah bikin bubur buatku" tanya Aki. 
"yang waktu itu bikin bubur itu okaasan, aku hanya menghangatkan nya di microwave.. (^^"a)" Sho berkata agak tersenyum kecil. 
"lhaaa??!! selama ini gitu terus jadinya??" Aki kaget. 
"tenang saja pokoknya. Aku akan bikin ikan bakar yang enak hari ini untuk okaasan,otousan dan Achan (^^b)"Sho memastikan dirinya aman untuk memasak suatu masakan. 

=============================================

Tidak beberapa lama, karna merasa ikannya tidak akan asin kalau garamnya dikit, Sho mencelupkan ikannya ke air lalu dia tambahkan satu sendok makan penuh garam beserta satu sendok teh merica. Sho siap membakar ikannya. Dia juga menyiapkan kecap yang akan di oleskan ke ikan yang dia bakar.

"yosh~ siap dibakar~" Sho menaruh ikannya di atas bara api kompor. 
Asap mulai mengebul di dapur. Aki yang berada tidak jauh di kompor yang satu lagi pun akhirnya merasa terganggu.
"Shonii, kalau bakar ikan yang bener dikit kenapa?" Aki protes. 

Sho diam saja. Sho menambahkan kecap saat membakar ikan.
"sebentar lagi jadi nih.." Sho berseru.
"miso soup nya sudah jadi ya! aku duluan menyiapkan nasi,miso soup dan yakiniku nya ya. Ikan bakarnya ku serahkan pada Shonii" Kata Aki sambil menuangkan miso soup ke mangkok satu per satu. Tak beberapa lama, Sho selesai memasak ikan bakarnya. 

"kelihatannya seperti agak gosong ya? sudahlah, yang penting jadi" Sho menggumam dengan suara pelan. 

Sho siap menyajikan ikan bakarnya. 
"ini dia.. (^^)" Sho membawa hasil masakannya ke meja makan dengan senyum. 
"wah, Shonii ikutan masak toh?" Ayah Sho senyum terlihat senang. 
"hehe~" Sho hanya bisa tertawa kecil. 
"ayo ayo duduk sini kita makan bersama" Ibu lalu mengambil gelas dan ocha dingin dari kulkas. 
"Itadakimasu~" seluruh nya berseru sambil memegang sumpit yang di apit di antara jari jempol dan telunjuk kedua tangannya lalu mengangkatnya setinggi dagu. 
"aku mau coba masakan Shonii dulu" Aki semangat. Saat mencoba masakan kakaknya, tiba-tiba. 
"Shonii?" Aki merengutkan dagunya. Sho yang sedang mengambil ocha di sampingnya pun menjawab Aki. 
"ya ada apa?" Sho bertanya balik ke Aki. 
"kamu masukin garam berapa sendok?" Aki bertanya lagi pada Sho. 
"satu sendok makan. memangnya kenapa? enak kan?" Sho dengan muka polos menjawab Aki. "DARIMANANYA ENAK!!!??? asin  begini kayak ikan asin di bilang ikan bakar lagi! (>.<")"Aki kesal.
Saat ibu dan ayah Sho mencoba, mereka juga mengatakan hal yang sama. Ayah Sho hanya bisa tersenyum dan tertawa melihat anak laki-lakinya tidak bisa masak. 

[Flashback end] 

"yaa, itu kan cuman kejadian ikan keasinan. Kalo masak kare mungkin aku bisa" Sho meyakinkan Aki kalau dirinya bisa masak kare.
"haah, ntar ada juga Shonii bisa masukin cabe terlalu banyak sampe bikin orang yang makan meledak..(=_=")" Aki kapok dengan masakan kakaknya.
"ya udah lah kamu yang masak. aku bikin minuman saja deh." kata Sho.

Akhirnya mereka sampai di supermarket tujuan. Aki mengambil keranjang belanja dan mulai melihat-lihat bahan bahan untuk memasak kare. Saat sedang melihat daging, Aki bertanya pada Sho yang sedang berada di belakangnya.
"Nee Shonii, mau daging yang mana nih? yang ini atau yang ini?" Aki memberikan pilihan daging segar yang sudah di kemas yang ia pegang di tangan kiri dan kanannya.
"ku pikir lebih banyak yang ini" Sho menunjuk yang sebelah kiri.
"hmm, tapi kalau dilihat dari lebelnya, yang ini jauh lebih banyak. kalau gitu yang ini aja deh." Aki bukan memilih pilihan Sho malah memilih pilihannya sendiri.
"ya udah ga usah minta pendapatku kalau begitu" Sho buang muka dengan suara kecil.
"ada masalah??!" Aki protes.
"gak kok. gak ada.. hehe~~ (^^"a)" Sho tidak mau bertengkar.
"hmm, kentang,wortel,daging dan bubuk kunyit. Apa lagi ya? Shonii?" Aki memanggil Sho lagi yang berada di belakangnya yang sedang melihat keju.
"ya?" mata Sho masih melihat keju yang ia pegang di tangan kanannya.
"ohh ya, keju. bagaimana kalau pake keju mozarela? nanti kare nya di panggang dulu pake keju. uwahh~ Shonii ide yang bagus. (d^^b)" Aki tersenyum bahagia dan mengacungkan kedua jempolnya pada kakanya.
"kali ini aku belum ngomong apa-apa (-_-;)" Sho menoleh ke arah lain sambil berbisik.
"bumbu kare nya masih ada di rumah?" Sho bertanya pada Aki.
"takutnya sih tinggal dikit. beli aja kali ya.." Aki lalu berbalik arah ke tempat bumbu.
Setelah selesai berbelanja, Sho membayar belanjaan nya.
"3000 yen desu." Kata seorang kasir.
"ini uang pas ya" Sho membuka dompetnya lalu mengambil uang pas 3000 yen.
Mereka pun selesai berbelanja dan pulang ke rumah. Saat menuju ke rumah, Aki ingat sesuatu.
"oh iya, Shonii kan kita hari ini mau masak banyak. nanti malam Shonii berangkat kerja kan bersama tim Shonii untuk persiapan jaga malam di UGD rumah sakit kan? kenapa gak undang teman-teman Shonii?" Aki sambil berjalan bertanya pada Sho.
"iya juga ya, biar ku telpon dulu." Sho lalu berhenti sejenak bersama Aki lalu mengambil Hp dari kantong celana nya.

-Niiiitt....niittt...-
"moshi moshi?" Seorang teman Sho mengangkat telponnya.
"ahh, moshi moshi Matsujun?" ternyata itu Matsujun.
"ohh Shokun nani?" Matsujun semangat.
"mau makan bareng di rumahku sebelum ke rumah sakit? biar berangkat bareng. gimana? ini kamu di mana?" Sho mengajak Matsujun untuk makan di rumahnya bersama.
"ehh? gak apa-apa tidak merepotkan?" Matsujun senang.
"ii wa yo! Achan yang ngajak. Katanya mau ketemu, Nino.. XD" Sho tertawa.
"SHONIII SAMPAI RUMAH KU BUNUH YA!!! (>0<9)" Aki marah lalu memukul punggung Sho dengan kencang menggunakan tangan kanannya.
"ITAI YO! mou.. (>0<)" Sho kesakitan.
"ohh ada Aki toh di situ. ini kamu sendiri di mana?" Matsujun bertanya balik.
"jalan pulang abis belanja. pokoknya kasih tau yang lainnya ya. nanti jam 4-5an kumpul sampe jam 6 trus kita berangkat. ok (^^)?" Sho juga ikut senang.
"Ok.. jaa nee.. (^^)" Matsujun senang.
Telpon pun di tutup.

"apa-apaan sih Shonii pake acara bilang aku mau ketemu Nino-niichan segala??" Aki sedikit ngambek.
"yaa kan..." Kata Sho.

[Flashback] Sebetulnya kejadian 3tahun yang lalu saat musim panas dan saat Sho masih menjadi dokter baru di Tokyo Medical Center and treatment. 

Pagi hari~ 
"Shonii pergi dulu ya.. (^^ /)" Sho melambaikan tangannya ke arah Ibu,ayah dan Aki. 
"itterasshai~!" mereka bertiga berseru.
"ittekimasu~!" Sho berjalan makin jauh dari keluarganya. 
Saat itu, Sho masih menjalani masa nya sebagai dokter baru di Tokyo Medical Center and treatment untuk bulan terakhirnya menjadi dokter baru. Tak beberapa lama setelah Sho pergi, Aki yang masih liburan kelulusan SMA pun di minta ibunya untuk berbelanja ke supermarket yang biasa ia datangi. Saat sudah selesai berbelanja, tiba-tiba saja ada segerombolan laki-laki menggunakan motor. Tampang nya berantakan. Saat melihat Aki sedang keluar dari supermarket, laki-laki tersebut menggodai Aki. 
"neesan, mau jalan bersamaku?" kata laki-laki itu sambil mengelus dagu Aki. 
"apa-apaan sih! minggir!" Aki mulai sedikit ketakutan tetapi mencoba untuk tetap tegar. 
"neesan, kalau begitu aku minta uang mu deh" laki-laki itu mulai memegang-megang tangan Aki yang sedang membawa dompet. Aki teriak. Tak beberapa lama, laki-laki tersebut mengeluarkan pisau dan laki-laki itu menodongkan pisaunya pada Aki. Kebetulan di hari itu sangatlah sepi di depan supermarket tersebut. Tak berpikir panjang, teman-teman dari segerombolan tersebut mulai memukul Aki. 
"kasih gak dompetnya?!" kata laki-laki itu. 
"engga!!" Aki menahan sakit di kepalanya yang sudah berdarah karna di pukul menggunakan kepala ikat pinggang seorang teman laki-laki tersebut. Tak beberapa lama, ada sebuah mobil yang kelihatannya merupakan pelanggan supermarket tersebut parkir. Saat melihat kejadian tersebut, seorang yang tadi barusan saja keluar dari mobil segera lari dan langsung menendang muka si laki-laki tersebut.
"OMAE!! berani-berani nya!!" si laki-laki tersebut mau memukul balik orang yang tadi. 

"coba saja kalau bisa!" tantang nya. 
Pada ahirnya, si laki-laki tersebut jatuh karna di pukul balik oleh orang yang tadi. Laki-laki tersebut mulai menodongi pisau ke orang yang tadi lalu menargetkannya pada perut orang yang tadi. Tanggan laki-laki tersebut sudah bergetar saat memegang pisau. Saat laki-laki itu berlari sambil membawa pisau ke arah orang tersebut, orang itu menendang tanggannya dan memukul hidung laki-laki tersebut. Untungnya, laki-laki tersebut langsung kabur. Di sisi lain, Aki sudah kesakitan karna kepalanya yang terus berdarah.
"Daijoubu desuka? Kepalamu darahnya tidak berhenti. Saya cek detak nadi nya ya." orang tersebut berubah dari kenampakan wajah nya yang tadi. Orang tersebut meletakkan 2 jari kirinya di leher Aki. 

"ano?.." Aki agak khawatir. 
"tenang nona, aku dokter" Orang itu langsung menunjukkan ID card nya dari kantong kemejanya. 
"nona bisa berjalan? saya antarkan ke rumah sakit." Orang itu lalu memikul Aki dan membawakan tas Aki lalu masuk ke mobilnya. Saat di mobil.. 

==================================================

"ahh, iya ini pakai saputangan saya dulu untuk menutup lukanya sedikit" Orang itu lalu bergegas menyalakan mesin mobilnya. 

Sekitar 23Menit, sampailah pada suatu rumah sakit. Orang itu menuntun Aki yang sudah lemas dan pucat ke UGD. Saat pintu otomatis UGD terbuka, tiba-tiba...
"AKI!!" ada suara Sho dari arah dalam UGD. 
"Ahh.. Shonii.."Aki yang sudah lemas mengenali kakaknya. 
"KENAPA KAMU?? Nino ada apa dengannya??" tanya Sho pada Nino yang sedang merangkul Aki. 
"ceritanya panjang. Strecher!! dia adikmu?" teriak Nino pada suster di situ. 
"iya, dia adikku. baiklah. Aki, tiduran di sini dulu ya. Shonii pasti akan mengobatimu. siap untuk X-ray!" Sho lalu membawa strecher bersama Nino ke tempat pengobatan lalu ke ruang X-ray. 40menit kemudian, Aki tertidur di ruang rawat sementara. Dan hasil X-ray pun keluar. Sho bersama dokter pembimbingnya melihat hasilnya. 
"sensei, kira kira Achan gimana?" Sho khawatir.
"adik mu sepertinya baik-baik saja. hanya luka luar saja. syukurlah ini tidak parah" dokter pembimbing tersenyum lalu menepuk pundak Sho. Sho lega sekali sampai dia meneteskan air mata. 
"yokatta" serunya dalam hati sambil menangis. Saat Sho keluar dari ruang cek, Aki sudah sadar dan berjalan pelan dengan Nino. 
"Aki, mou daijoubu no?" Sho memastikan Aki baik-baik saja.
"unn~ Daijoubu. Shonii langsung pulang atau bagaimana?" Aki bertanya. 

"ohh~ aku masih ada 2 jam lagi untuk jaga sampai jam 2 siang nanti." Sho menjelaskan. 
"kalau gitu, Nino, bisa mint tolong bawa adikku sampai rumah?" Sho meminta Nino untuk mengantar Aki ke rumah karna Nino shift nya telah selesai. 
"baik kalau gitu. serahkan padaku (^^b)" Nino dengan wajah yang tidak keberatan sama sekali siap mengantar Aki pulang 

[Flashback end] 

"dan semenjak kejadian itu, Achan jadi suka Nino kan??hehe~ ngaku dehh.. (^-^)" Sho mendadak memasang senyum yang sedikit aneh di mata Aki.
"buktinya apa??" Aki masih agak ngambek.
"waktu tiap Shonii pulang kerja, Achan pasti tanya tentang gimana Nino, kabarnya, gini dan gitu dan blablabla. bahkan Achan sendiri tak menanyakan bagaimana Shonii tadi pas bekerja. (-_-")" Sho menjelaskan.
"AHH mouu!!!~ (>0<9)" Aki kembali memukul Sho.

Sampailah mereka di rumah setelah berjalan dari supermarket.

"Tadaima~" Aki dan Sho berseru.
"okaeri~" suara ibu yang menjawab mereka dari ruang tengah rumah.
"aree? kaasan sudah pulang toh?" Sho menyapa ibu sambil menaruh belanjaan di dapur.
"ibu hari ini kerja tidak terlalu banyak yang menumpuk seperti biasanya." ibu berdiri dari sofa dan menaruh baju yang tadi sedang di lipatnya di meja.
"Achan, ini kentangnya mau di gimanain?" Sho berseru agak kencang pada Aki yang berada di kamarnya sedang menaruh jaketnya.
"Shonii gak usah sentuh masakannya!!!~" seru Aki sambil berlari dari tangga ke bawah.
"kenapaaa??Kenapa??? percayalah pada Shonii ini tidak akan ngebuat makanan gak enak... (T^T)" Sho memelas pada Aki.
"sudah, biar ibu saja yang bantu masak. ini mau masak kare sebanyak ini apa teman-teman mu mau datang ke sini Sho-kun?" ibu membantu di dapur.
"iya mereka mau datang." Sho menjawab ibu. Dapur kebetulan terbuka ke ruang tengah di rumah tersebut.
"Sho, daripada nonton, mendingan kamu lipetin baju tuh." ibu menyuruh Sho untuk melipatkan baju.
"haiikk... (^^b)" Sho dengan senang hati melipat baju.

===========================================================

40menit kemudian, kare sudah jadi.
"nah Shonii, ini tolong di siapkan piring." Aki sibuk mengaduk kare.

Lalu..
-Tengnong...-
"sumimasen" Kedengaran suara seseorang dari luar pintu.
"ahh, itu pasti Ohno. YAK AKU DATANG!!" Sho menjawab panggilan Ohno dan berlari ke pintu masuk. Sho lalu membuka pintunya untuk teman-temannya.
"oshh~ (^.^ /)" keempat teman Sho menyapa Sho.
"masuk masuk" Aki dari dapur ikut berlari ke pintu masuk sambil memegang lap di tangan kirinya.
"o shitsureishimasu~" berempat masuk ke rumah Sho. Aki yang sedang menutup pintu masuk ternyata di tunggu Sho di belakangnya.
"Achan, Nino tuh.. (^-^9)" Sho dengan suara pelan sambil menepuk pelan pundak Aki.
"iya tau kok Shonii aku bisa ngeliat.. (>.<) jangan ngomong yang engga-engga ya!" Aki memberi tahu Sho.
"Sipp!~ (^^b)" Sho berjanji.
"araa,.. irasshaimase. silakan duduk di sini. wah Nino, Ohno, Matsujun dan Masaki sudah besar ya sekarang." ibu Sho terlihat senang.
"ohh ada ibu Sho, maaf mengganggu.. " Ohno tidak enak.
"ahh~ bukannya memang sudah biasa kan.. (^^)" ibu Sho senang.
"saa ayo makan bareng. ayah belum pulang Sho?" ibu sambil menyiapkan ocha dingin bertanya pada Sho yang sedang mengambil peralatan kerja nya bersama jaket dokternya.
"tadi ayah bilang 2 jam lagi baru bisa nyampe rumah kayaknya. tadi kejebak macet atau gimana tuh katanya ada perbaikan tower di gedung mana tuh gak tau" Sho menjawab ibunnya sambil berjalan mendekat ke dapur mengambil gelas.

Disisi lain, Aki menyiapkan nasi dan kare nya.
"mau ku bantu, Akichan?" Nino menawarkan bantuan.
"ohh~ Nino-niisan, arigatou.. (^-^)" Aki menerima tawaran bantuan dari Nino.
Sho lalu duduk di sebelah Ohno di meja makan menunggu Aki dan Nino membawa kare nya ke meja makan.
"ii naa ano futari (^^)" Matsujun menoleh ke arah Aki dan Nino di dapur dari meja makan.
"kamu sebagai kakak kira-kira gimana perasaan mu adikmu ternyata senang dengan kouhai 1 tahun di bawahmu, si nino itu?" Aiba bertanya.
"Aiba-san, aku juga kouhainya Shokun. 2 tahun malah lebih muda (-_-v)" Matsujun merasa tersindir saat Aiba bilang soal kouhai.
"menurutku sih biasa saja. lagi pula, walaupun kouhai, kan cuma kouhai dari segi umur. kalo dari segi kelas pas di kampus kan sama waktu itu." Sho menjawab Aiba.

10menit berlalu, mereka semua siap makan.
"itadakimasu~" semua berseru
Saat di coba...
"Umaii~~" Ohno memuji makanannya.
"hontou desuka?" Aki bertanya.
"hontou dayo! maji umai yo kore. Akichan yang masak? atau Sho?" Ohno menjawab sekaligus bertanya siapa sebetulnya yang masak.
"kalau itu gak usah di tanya lagi. kalau Sho yang masak, kita ga akan makan XD " Matsujun tertawa.
"Shonii gak ku bolehkan masak ini kok. jadi tenang saja di jamin aman. XD" Aki memastikan yang memasak bukanlah Sho.
"Achan, kamu tega~ (T^T)" Sho memasang tampang melas. Semuanya tertawa.
"eh, Shokun, tadi pagi itu yang megang hasil CT scan nya pasien yang itu siapa ya?" Ohno dengan mulut penuh dengan makanan bertanya pada Sho.
"ada di Aiba kan? punya Inamori-san? ya kan? aku tadi pagi tidak tugas." Sho menunjuk Aiba.
"iya di aku kok hasil CT scannya." Aiba menjelaskan.
"tapi gimana ya. menurutmu gimana Matsujun?" Ohno dengan pertanyaan yang kurang jelas bertanya pada Matsujun.
"gimana apanya yang gimana?keadaannya?" Matsujun bingung.
 "masih jam 4.49 nih. berarti masih ada waktu. mau di perbincangkan dulu? Aiba-kun bawa hasil CT scan nya kan?" Sho memutuskan untuk diskusi bersama sebelum jam 6.
"aku bawa kok" Aiba menjawab Sho lalu bergegas mengambil tas yang berada di samping bangkunya.
"Achan, bisa biarkan kita bicara berlima saja gak?" Sho meminta Aki agar keluar dari ruangan tempat mereka berlima ingin diskusi dengan lembut.
"ohh gak apa-apa kok. aku keluar dulu ya" Aki dengan muka yang terlihat biasa saja pun keluar dan menutup pintu ruangan tersebut.

Perbincangan pun di mulai.

"Inamori-san awalnya cuma mengeluh sesak nafas dan batuk. tapi waktu tadi pagi sekitar jam 10-11an waktu aku mengambil tindakan ambil CT scan, hasilnya keluar lalu Inamori-san ku minta di rawat dulu untuk sementara. saat ku lihat hasilnya, ini.." Aiba menjelasan lalu memberikan hasil CT scan nya kepada Sho. Sho lalu mengangkat hasil CT scan nya.
"hmm?? seperti.." Ohno tidak melanjutkan kata-katanya.
"pneumonia?" Nino yang melihat dari sebelah kiri Matsujun menebak.
"iya ya. hasil periksanya tadi mana Aiba-kun?" Nino bertanya pada Aiba.
"o..ohh ini ada." Aiba juga mengeluarkan hasil periksanya lalu memberikannya pada Nino.
"[zrekk~] yappari.." Nino sudah menduganya.
"pneumonia ya?" Aiba baru mengerti penyakit Inamori-san.  
"hmm... bagaimana kalau Inamori-san di ambil alih denganku?" Nino bertanya pada Aiba.
"ohh, kalau begitu, diskusikan hari ini saja dengan Inamori-san." Aiba mengizinkan Nino untuk bertemu pasiennya yaitu Inamori-san.
"sasuga dokter spesialis paru-paru." Matsujun memuji Nino hebat.
"ahh tidak. aku juga hanya tahu penyakit paru-paru saja. aku malah dapet hasil CT scan pasien anak kecil yang tadi pagi sekitar jam 9 pagi di UGD yang sakit jantung." Nino memberikan hasil CT scan.
"kok jadi tukeran pasien gini ya?"Aiba bingung.
"ehh?? anak kecil?" Sho kaget.
"oh tadi pagi kamu tugas ya? kok malam dapat tugas lagi?" Ohno bingung.
"Kihara-sensei hari ini minta digantikan olehku untuk jaga malam di UGD." Nino menjelaskan.
"kamu gak capek?" Matsujun agak khawatir.
"gak kok. kan shift pagi cuma 2 jam di UGD. sisa 2 jam lagi ya praktek biasa." Nino meyakinkan Matsujun.
"hoo~ Kihara-sensei gak ikut shift toh hari ini" Ohno menambahkan.
"ini yang shift siapa aja hari ini?" Ohno bertanya.
"yang jelas aku, Matsujun dan Nino. Aiba ikut karna mau menjelaskan pada Inamori-san. Ohno-kun off ya?" Sho menjawab Ohno dan bertanya balik.
"aku sih bukan off. yang jelas ngejaga-jaga aja kalo-kalo ada operasi mendadak." Ohno menjawab Sho.
"intinya kamu shift kan hari ini??" Aiba bertanya pada Ohno.
"maa, iya. aku di bidang bedahnya." Ohno menjawab Aiba.
"apaan nih?? jantung koroner? anak umur segini??" Sho bingung sambil mengangkat hasil CT scan.
"aku juga ambil hasil X-ray nya kok." Nino mengambil hasil X-ray anak tersebut.
"umur berapa?" Aiba bertanya.
"ku rasa, sekitar 9 tahun. Saitou-sensei udah liat hasilnya. tadi anaknya datang sama ayahnya. katanya saat anaknya sedang main bola lalu tiba-tiba merasakan sakit di dadanya. saat di bawa ke UGD, kondisinya memang cukup parah. Saitou-sensei yang tadi ambil tindakan. sekarang anaknya di rawat. mungkin Saitou-sensei belum sempat berbicara pada Shokun karna tadi Shokun kan off dan baru tugas lagi malam ini kan?. nahh, Saitou-sensei minta aku untuk memberi tau mu tentang ini. sepertinya sih, mau di ambil tindak operasi." Nino menjelaskan.
"sudah kuduga, jantung koroner" Sho merespon Nino. 
"operasi biasa atau catether?" Matsujun bertanya.
"pastinya sih operasi biasa. kalau catether pada anak umur 9 tahun, aku belum pernah melakukannya." Sho menjawab Matsujun.
"Ohno-san, bagaimana menurutmu?" Sho balik bertanya pada Ohno.
"kalau menurutku kasus seperti ini biasanya hanya bisa ambil tindakan operasi biasa." Ohno menjawab pertanyaan Sho.
"dengan cara MIDCAB* memungkinkan gak ya kira-kira?" Ohno memikirkan.
"namanya?" Sho bertanya lagi.
"Kitahara Yoshi-kun. 2 hari kedepan dia juga masih berada di rumah sakit. sebaiknya kau minta izin Saitou-sensei, bilang kalau kamu akan jadi dokter bedahnya jika di ambil keputusan operasi." Nino menyarankan Sho agar menjadi dokter operasi Kitahara Yoshi-kun.
"baiklah. uwaa~ udah jam 5 lewat, berangkat sekarang ya supaya gak telat. tadi semuanya datang pakai mobil siapa?" Sho bergegas mengambil tas, jas dan kunci mobilnya.
"pakai mobil masing-masing." Ohno juga mengambil tasnya.
"oh ya udah ayo berangkat. Kaasan, aku pergi duluan ya. Achan, Shonii pergi ya~!" keluar dari ruang makan dan berteriak ke arah atas tangga.
Aki bergegas turun ke bawah.
"Shonii langsung berangkat?" Aki bertanya.
"iya. ya udah ya. jaga kasaan sama tousan ya. hati-hati di rumah. ok. jaa.. (^^)" Sho sambil memakai sepatu dengan cepat-cepat.
"pergi dulu ya Akichan." keempat temannya juga ikut bergegas keluar.
"itterassai~! (^^ /)" Aki keluar dari pintu masuk dan melambaikan tangannya ke kakak dan teman-teman kakaknya. Sho juga melambaikan tangannya dan tersenyum.
Tugas mereka sebagai dokter jaga malam di UGD hari ini akan dimulai.

Chapter 1 -END-


*MIDCAB : Minimaly Invasive Direct Coronary Artery Baypass surgery, adalah meminimalisirkan goresan pada kulit saat operasi jantung koroner/koroner arteri dengan hanya membuat 5cm sampai 10cm goresan pada bagian yang di operasi.


Akhirnya aku selesai bikin chapter 1 nya. Yang sudah baca boleh memberikan komentarnya. Aku lagi kelintas aja di pikiran ku. gimana kalau member Arashi, ke5 nya menjadi seorang dokter. akankah mereka juga membuat miracle yang sama hebatnya?. istilah-istilah kedokterannya aku masih liat wikipedia dan sumber-sumber internet lainnya serta buku-buku yang aku baca. jadi, kalau ada kesalahan juga bisa di konfirmasi denganku. aku juga menggunakan istilah kedokteran sebatas pengetahuan ku. mohon kerjasama nya.. ^^