Title: Kimi wa~ Chapter 2 "Night Shift"
Author: Lavistara
Genre: Friendship, sedikit Romance dan Medical.
Type: straight
Status: series
Rating: BO
Casts: Sakurai Sho as Himself, Toda Erika as Sakurai Aki, Aiba Masaki as
Himself, Matsumoto Jun as Himself, Ninomiya Kazunari as Himself, Ohno
Satoshi as Himself, Mizukawa Asami as Herself. Guest : Inamori Izumi as Herself
and Suzuki Fuku as Kitahara Yoshi
Bahasa: Indonesia/campuran
Setelah perjalanan dari rumah Sho, sampailah mereka satu per satu di rumah sakit. Mereka berlima turun dari mobil serentak dan berjalan ke arah ruang ganti. Mereka langsung mengganti kaos mereka dengan baju khusus dokter rumah sakit yang menjaga di UGD. Ohno menggunakan baju khusus rumah sakit itu. Baju tersebut berwarna biru tua dan celana yang juga biru tua. Dan biasanya para dokter mengenakan jaket dokter yang panjang dan berlengan panjang juga. Ohno lalu mengenakan jas dokternya lalu menggantungkan stethoscope nya pada lehernya dan mengalungkan hp khusus rumah sakit dilehernya lalu memasukkan hpnya pada saku jas dokter bagian atas. Ohno juga mengenakan jam pada tangan kirinya. Sho yang melihat Ohno sudah selesai ganti pun tersenyum.
"gaya seperti biasa ya? (^^)" Sho tersenyum.
"maa, aku selalu seperti ini karna menurutku kalau ada yang langsung ambil tindak operasi, ini gak pake ribet. langsung pake baju operasi, selesai." jawab Ohno sambil menggantungkan ID card nya di saku bajunya dan menaruh pulpen serta senter kecil pada saku nya juga.
Lain dengan Ohno yang menggantungkan stethoscope nya di lehernya, Aiba malah memasukkan stethoscope nya ke saku jas nya yang dibawah. Ia terkenal dikalangan para pasien anak-anak dengan julukan "Aiba-sensei si dokter kantong doraemon" karna di saku jas nya, barang macam apapun ada dalam saku tersebut. Seperti stethoscope, senter kecil, buku kecil, dan saputangan pada saku kanannya. Karna Aiba adalah dokter yang biasanya berurusan dengan anak kecil, dia juga membawa permen, serta boneka kecil pada saku kiri nya. Sementara pada saku atasnya, terdapat pulpen dan hp yang juga di gantungkan di lehernya beserta ID card nya yang terjepit.
Disisi lain, Nino dan Sho simple dengan penampilan seperti Ohno. Sementara Matsujun menaruhkan kacamatanya pada saku jas atasnya bersama dengan pulpen, senter kecil dan ID card.
Semuanya sudah siap untuk jaga malam. Sho dan Nino pergi mengunjungi ke kamar pasien,Yoshi-kun dengan membawa hasil X-ray dan CT scan. Sementara itu, Aiba menunggu Nino di ruang UGD bersama Ohno karna dirinya ingin mengunjungi kamar pasien Inamori-san.
-tok,tok.- "sumimasen" Nino membuka pintu geser kamar Yoshi-kun.
"ohh~, sensei yang tadi pagi. terima kasih telah menyelamatkan anak saya" Ayah Yoshi-kun berterima kasih pada Nino yang masih berada di tengah pintu yang terbuka sambil berdiri dan membungkukkan tubuhnya.
"iie iie, Saitou-sensei lah yang mengambil tindakan" Nino berbalik membungkukkan tubuhnya.
"nee, kinpatsu sensei?" dengan tiba-tiba, Yoshi-kun dengan kepala tertunduk yang sedang dalam posisi menyandar di atas tempat tidur memanggil Nino dengan sebutan *kinpatsu* karna rambut Nino yang agak pirang.
"k...ki...kinpatsu sensei?" Sho bingung bercampur kaget.
"kinpatsu? aku?" Nino juga bingung lalu menunjuk dirinya sendiri.
"ya. kapan aku masih bisa hidup kan?" Yoshi-kun dengan muka agak sedih bertanya pada Nino.
"Yoo-kun, berhenti berbicara hal seperti itu!" Ayahnya dengan wajah yang agak marah membentak Yoshi-kun.
Nino lalu mendekat ke tempat tidur Yoshi-kun lalu membungkukkan badannya lalu mengarahkan wajahnya ke wajah Yoshi-kun.
"kamu masih bisa sembuh kok. (^^)" Nino lalu tersenyum. Sho yang masih berada di tengah pintu yang terbuka pun menundukkan kepalanya dengan wajah sedih.
"ehh? hontou??" Yoshi-kun terlihat senang.
"unn~, sekarang sensei akan mengenalkan sensei yang dapat menyembuhkan penyakit mu itu. Sho, sini. " Nino lalu memanggil Sho.
"ohh, sensei konbanwa." Ayahnya menyapa lebih dulu.
"konbanwa, sensei.. (^^)" Yoshi-kun terlihat senang menyapa Sho.
"konbanwa Yoshi-kun. ku dengar kau suka bola ya?" Sapa Sho sambil melihat bola sepak bola pada meja yang ada di samping Yoshi-kun dan kembali tersenyum.
"ehh? sensei juga suka sepak bola?" Yoshi-kun terlihat tertarik lalu mengambil bola nya dari meja tersebut.
"sensei yang satu ini waktu SD pernah jadi kipper selama 3 tahun lho~ " Nino mempromosikan Sho.
"uwa~ sensei sugoi~. (*.*)" Yoshi-kun terkagum.
"maa maa, aku hanya suka bermain sepak bola. aku juga suka menonton pertandingan nya. seperti yang akan bertanding 2 minggu lagi, Manchaster United Vs Chelsea itu lho. aku menunggunya.. " Sho juga ternyata suka dengan pertandingan bola.
"sensei juga suka nonton toh~, tim favorite nya siapa?" Yoshi-kun semakin semangat.
"aku MU (^0^ /)" Nino menjawab dan mengangkat tangannya.
"aku juga sama seperti Nino-sensei, aku MU" Sho juga menjawab.
"kita bertiga sama. aku juga MU" Yoshi-kun sangat senang. Melihat Yoshi-kun senang, ayahnya pun ikut tersenyum senang.
"mereka benar-benar sangat berjuang ya untuk dapat bertanding dan menang beberapa kali di pertandingan sebelum-sebelumnya." Nino memuji pemain sepak bola.
"maa, kalau dilihat situasinya seperti sekarang, sama dengan Yoshi-kun. kamu juga harus berjuang bertarung melawan penyakit ini bersamaku. bagaimana? besok siang kita bicarakan tentang pengobatan pada penyakitmu. ya?" Sho memberikan semangat kepada Yoshi-kun.
"unn~ aku akan berjuang (^^b)" Yoshi-kun dengan gembira mengacungkan jempolnya.
"yoshh.. siapa yang semangat put your hands up.. yeah yeah yeah" Nino memberikan semangat ala Sho, sementara Sho bersama Ayah Yoshi-kun berbicara pelan di luar kamar.
"Kitahara-san, besok kita akan lakukan persetujuan tentang... {omongan Sho terputus}"
"saya sudah dengar dari Saitou-sensei saat selesai penanganan Yoo-kun. katanya ada dokter yang akan mengoperasi Yoo-kun. jadi, saya mohon kerjasama dari dokter" Kitahara-san lalu membungkukkan badanya sambil berhormat pada Sho.
"saya akan berikan yang terbaik." Sho serius.
Di sisi lain, akhirnya Sho dan Nino selesai. Nino lalu langsung menemui Aiba lagi dan pergi ke ruangan Inamori-san.
-Sumimasen-
Aiba mengetuk pintu geser Inamori-san. "hai, douzo~" Inamori-san menjawab dari dalam.
"Ahh, doumo Inamori-san." sapa Aiba sambil menutup pintu geser dan masuk ke kamar.
"oohh~ Aiba-sensei, arigatou sudah membatu saya. " Inamori-san berterimakasih.
"iie iie.. saya hanya berikan pertolongan pertama saja" Aiba membungkukkan badannya.
"doumo, Ninomiya Kazunari desu" Nino lalu memperkenalkan dirinya.
"ohh, anda Ninomiya-sensei ya?" Inamori-san tersenyum.
"iya. ini Ninomiya-sensei yang akan memeriksa sekali lagi paru-paru anda." Aiba menjelaskan.
"sekarang kita cek lagi di ruang pemeriksaan ya, Inamori-san. saya panggil salah satu perawat dahulu." Nino lalu memanggil salah satu perawat dengan menelponnya. Akhirnya Inamori-san melakukan cek sekali lagi.
sekitar 20menit hasil cek pun keluar.
"ano, sensei, bagaimana?" Inamori-san penasaran.
"hmm, sepertinya sudah tidak terlalu parah berkat antibiotik dari infusan yang diberikan tadi pagi. sepertinya anda besok sudah boleh pulang. saya beri antibiotik tablet, di minum 3kali sehari sesudah makan mulai besok saat usai pulang dari rumah sakit ya.. (^^)" Nino menjelaskan lalu menulis resep obat.
"arigatou gozaimasu, Ninomiya-sensei dan Aiba-sensei." Inamori-san terlihat lega dan senang.
Inamori-san pun pada akhirnya kembali ke kamar pasien dan besok pagi sudah boleh pulang.
Saat sedang berjalan kembali ke ruang UGD, Aiba dan Nino...
-drrrrt~drrrtt- Hp Aiba bergetar.
"moshi moshi?" Aiba mengangkat telponnya dan berhenti jalan sejenak bersama Nino.
"KALIAN BEDUA CEPETAN KE SINI! ada sesuatu yang gawat" Matsujun panik.
"kita kesana sekarang!!" Aiba mulai lari lalu menutup telponnya.
"ada apa??" Nino yang merespon Aiba ikut berlari pun bingung.
"ada yang gawat katanya" Aiba menjelaskan sambil berlari. Mereka berlari kencang sampai ke UGD.
=======================================================
Saat sampai.
"ada apa??" Aiba langsung membuka tirai pembatas pintu masuk belakang dan langsung mengambil sarung tangan karet.
"jelaskan situasinya!" Aiba dan Nino lalu berjalan cepat ke tempat pasien berada bersama salah satu perawat, Mizukawa Asami-san.
"ada kecelakaan di depan tempat karaoke dekat rumah sakit ini. korban 2 orang." Jelas Mizukawa-san.
"Aiba bantu aku!" Matsujun dari balik tirai berteriak.
"iya!" Aiba langsung membuka tirai tersebut.
"Nino! bantu juga aku!" Sho berteriak dari tirai sebrang.
"yoshh!" Nino membuka tirai tersebut.
"Sho suction*!" Ohno fokus pada pasien tersebut.
"keadaannya?" Nino bertanya pada salah satu perawat yang sedang membantu Sho dan Ohno.
"perempuan sekitar 24 tahun mengalami pendarahan. perempuan ini yang menjadi korban yang di tabrak. masih dalam keadaan sedikit sadar. sudah diberikan obat bius lokal pada tubuhnya dan diberikan 100% oksigen." perawat tersebut menjawab.
Dari sisi Aiba dan Matsujun. -
"laki-laki 27 tahun. tingkat kesadaran agak menurun. bagian dekat tulang rusuk terbentur stir mobil dengan kencang." perawat yang satunya menjelaskan.
"Aiba. sepertinya ini butuh operasi secepatnya." kata Matsujun.
"bagian dekat rusuk, sepertinya bengkak dan lebam. mungkinkah?..." Aiba sudah menebak.
"ya, tulang rusuknya patah!" Matsujun langsung memanggil perawat yang lain untuk membawa orang tersebut ke ruang operasi.
"Matsujun, kamu yang akan mengoprasinya?" Sho melihat pasien yang ditangani Matsujun di dorong ke ruang operasi pun memastikan Matsujun sanggup melakukannya.
"ya, Aiba yang akan membantuku." Matsujun lalu berlari bersama Aiba untuk bersiap-siap operasi.
Dan tanpa di sangka ternyata pasien Sho.
"ini...??!!" Sho kaget saat mendengar detak jantung pasien menggunakan stethoscope.
"ada apa Sho?" Ohno dan Nino bingung.
"Nino tolong Echo*!" Sho lalu mengganti sarung tangannya yang sudah penuh darah karna mengobati luka di kaki perempuan tersebut yang cukup parah.
"Ohno, kamu jahit dulu luka di kakinya." Ohno yang sedang memberikan alkohol pada luka tanggannya pada akhirnya meminta perawat untuk mengambil benang jahit.
"benang 3-0" Ohno meminta kepada perawat tersebut.
"ini Echo nya" Nino bersama satu orang perawat menggeser alat echo ke tempat Sho. Saat di cek..
"dugaanku benar.. " Sho melihat monitor dari echo tersebut.
"Sho, itu kan..." Nino yang melihat dari sebelah Sho kaget.
"Cardiac tamponade*.. " Sho meneruskan kalimat Nino.
"Sho-kun berarti emergency surgery!" Ohno yang sedang menjahit luka ikut berhenti.
"telat, kita harus keluarkan darahnya sekarang. Nino bantu Ohno menjahit luka. aku yang akan menanganinya. suster! saya minta jarum 14gauge. " Sho lalu mambuka baju pasien tersebut.
"kamu mau melakukannya di sini!!!??" Nino panik.
"serahkan padaku" Sho dengan wajah serius meyakinkan Nino.
"Nino, fokus denganku. ada bekas serpihan pasir di dalam luka ini. bantu aku. percayalah dengan Sho" Ohno menyuruh Nino agar fokus.
"ini jarumnya sensei" perawat tersebut memberikan jarumnya pada Sho.
Sho lalu mencari area dimana tepat untuk menusukkan jarumnya.
"atta!." Sho lalu membuka tutup jarum tersebut.
-gyuut- jarum tersebut di tuskkan ke bagian dada sebelah kiri pasien. Darah langsung berkumpul di jarum yang ada penutupnya tersebut.
"darahnya sudah terkumpul." Sho lalu menegakkan jarum tersebut dan melepaskan penutup jarum tersebut.
-craaaasssss- darah yang berada di dalam penampung pada jarum mengenai jas dan wajah Sho.
"oyy~ Sho kun daijoubu??" Ohno yang melihat Sho yang terciprat oleh darah pun kaget dan khawatir.
"daijoubu, daijoubu" Sho merima saputangan dari salah satu perawat dan mengelap darah yang ada pada wajahnya.
"yak, darahnya sudah tidak ada yang tersisa lagi di prikardium* nya. hufh, sekarang kita bisa bawa ke ruang operasi untuk tindak lanjutnya." Sho terlihat lelah.
"yosh, jahitan di kakinya sudah selesai. " Nino menaruh gunting jahitnya.
"di sebelah sini juga. ku bantu kamu untuk operasi lanjutnnya." Ohno lalu melepaskan sarung tangannya dan menaruh gunting jahit. Ohno dan Sho bersama 2 orang perawat dan Mizukawa-san membawa pasien tersebut ke ruang operasi.
Setelah 3 jam berlalu, Aiba dan Matsujun telah selesai dengan operasinya. Sementara Ohno dan Sho sudah keluar sejak 1 jam setelah masuk ruang operasi.
"akhh parah~ hari ini begitu melelahkan" Matsujun yang baru selesai operasi duduk di tempat duduk depan ruang operasi bersama Aiba.
"iya ya, aku juga yang semestinya pulang jadi kejerumus di sini juga (-_-)" Aiba ikut duduk di sebelah Matsujun. Nino mendatangi Matsujun dan Aiba.
"Jkun, gimana?" Nino dari jauh sambil berjalan ke arah Matsujun pun bertanya.
"patah tulang rusuk. untung saja cepat di tangani. kalau tidak tadi bisa-bisa kerja double karna kena ke paru-parunya. 3 jam operasi tadi sudah cukup ternyata" Aiba menjelaskan.
"di situ tadi gimana?" Matsujun bertanya pada Nino.
"sebentar lagi Sho datang dan pasti kamu tau dia bagaimana." Nino lalu duduk di sebelah Aiba.
2 Menit kemudian.
"ohh minna~" Ohno menyapa dari kejauhan. Dibelakangnya ada Sho.
"osshh~" Aiba melambaikan tangannya.
Saat mendekat..
"itu jasmu kenapa???" Aiba dan Matsujun kaget melihat jas Sho yang masih ada bekas darah yang tadi.
"ohh, ini. pasien yang tadi, cardiac tamponade. aku belum sempat ganti jas." Sho menjelaskan.
"lihat keringetannya sampe kaya gitu Ohchan sama Shochan. Shochan melakukan hal yang cukup extreme lhoo.." Nino lalu berdiri.
"sudah bekerja keras ya semua, otsukare" Ohno lalu tersenyum.
"otsukare~" semuanya berseru bersama lalu melakukan toss bersama.
Chapter 2 -END-
*
Suction : alat penghisap darah yang biasanya di pakai untuk bedah.
Echo : alat yang biasa di pakai untuk mengetahui keadaan jantung. bisa mendeteksi juga aliran-aliran darah yang mengalir di jantung.
Cardiac tamponade : Tamponade
jantung adalah tekanan pada otot jantung yang terjadi ketika ruang
perikardial mengisi dengan cairan lebih cepat dari kantong pericardial
dapat meregang. Jika
jumlah cairan meningkat perlahan (seperti hipotiroidisme) kantong
pericardial dapat memperluas mengandung liter atau lebih cairan sebelum
tamponade terjadi. Jika
cairan terjadi dengan cepat (seperti yang mungkin terjadi setelah
trauma atau ruptur miokard) sesedikit 100 ml dapat menyebabkan
tamponade. Tamponade jantung disebabkan oleh efusi perikardial besar atau tidak terkendali, yaitu penumpukan cairan di dalam perikardium.
{Sumber : Wikipedia}
Yaaa... yatta. akhirnya selesai lebih cepat dari yang ku kira. Kali ini, mereka ber5 bagi tugas untuk menangani pasien.. hehe~ seru juga ya..
aku akan secepatnya bikin Chapter 3 nya deh~
oh iya, seperti biasa kalau ada kritik atau saran + minta tambahan atau ada yang kurang atau ada yang salah atau bagaimana lah itu, silakan komen *dengan bahasa sopan dan gak ngajak berantem yang pastinya ya* dan sejujurnya, aku dapet ini dari nonton dorama "saijou no meii".(^^)
-Arigatou-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar